MAKALAH TUTORIAL KOMUNITAS SKENARIO 1
Dosen Pembimbing: Lusi Melia,S.ST
stikesku
1.      Elis Fitriyana                               ( 201310105190 )
2.      Hikari Gayuh Pangestu               ( 201310105191 )
3.      Indah Putriningsih                       ( 201310105192 )
5.      Istiqonah Liaozy.S                      (201310105194 )
6.      Lusiati Indah Widati                   (201310105196)
7.      Mahammadina Putri W. B.         (201310105197)
8.      Mutmainah                                  (201310105198 )
9.      Mega Yuni Prabandari                (201310105199 )
10.  Miranti                                         (201310105200 )
11.  Narista Prabhaswari                    (201310105201 )
12.  Nisak Restu Prabawati                (201310105202 )
KELAS                      :  IV A3
           
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wa Rohmatullahi Wa Barokaatuh
Segala puji dan syukur marilah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, ridho dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah komunitas, yaitu tentang Asuhan Kebidanan Komunitas. Makalah ini di susun sedemikian rupa sesuai sistematika yang ada serta di harapkan bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing kami Ibu Lusi  yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar membuat makalah ini. Tidak lupa kepada orang tua kami yang telah memberi doa untuk kami dan rekan-rekan kami yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Juga kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan baik materil maupun non materil.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang kami dapatkan, sehingga kami memerlukan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan makalah ini.
Wassalamualaikum Wa Rohmatullahi Wa Barokaatuh.


Yogyakarta,        Maret 2015


                                                                                                            Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….......         i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….....         ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………........         iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………….............         1
1.2  Tujuan …………………………………………………………………......        2
1.3  Rumusan Masalah………………………………………………………….        3
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Mengidentifikasi Pengumpulan Data PRA....………………………......            ....        4         
2.2  Faktor Resiko yang Mempengaruhi Masalah Asuhan Kebidanan Komunitas ......................................................................................................................        7
2.3  Memahami Metode yang Digunakan Dalam Pengkajian....……………….         12       
2.4  Jenis-Jenis Data Di Kebidanan Komunitas .............................................         14
2.5  Sumber Data Pada Asuhan Kebidanan Komunitas……..………………....        16
2.6  Sasaran Pada Asuhan Kebidanan Komunitas.…………………………......        17
2.7  Pandangan Islam dalam Komunitas………………………………………..       17
BAB III TUTORIAL.......................................................................................................      19
BAB IV  PENUTUP.......................................................................................................       23                   
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...............         iv



 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “communitas” yang berarti “kesamaan” yang berarti “sama, publik, ataupun, banya”. Istilah “community” dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat stempat”, istilah yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota suku atatu bangsa.
Komunitas internasional dihadapkan pada gelombang konflik-konflik  baru. Secara bersama-sama konflik-konflik baru ini tidak lebih kecil dibandingkan dengan kejadian-kejadian penting lainnya dalam sejarah : sebuah masa dimana para sejarah masa depan dapat mendriskripsikannya sebagi masa-masa ketika kemanusiaan menangkap atu gagal untuk menangkap peluang unrtuk menggantikan mekanisme yang sudah using guna menyelesaikan konflik manusia (Michael Renner)
Bidang ini mulai muncul pada tahun 1950-an dan 1960-an, pada puncak Perang Dingin, ketika pengembangan senjata nuklir dan konflik antara Negara adikuasa tampaknya mengancam kelangsungan hidup manusia. Sekelompok pelopor dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda melihat manfaat mempelajari konflik sebagai sebuah fenomena umum, yang terjadi dalam hubungan internasional, politik dalam negeri, hubungan industry, komunitas, keluarga dan antar individu. Mereka melihat potensi untuk mengaplikasikan pendekatan-pendekatan potensial dengan latar belakang hubungan industry dan mediasi komunikasi kepada konflik secara umum, termaksud konflik sipil dan internasional.
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
          Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat. Masyarakat adalah adanya sosial relantionship antar anggota kelompok.
          Dari uraian di atas masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu.
          Di kebidanan komunitas banyak sekali hal-hal yang perlu dibahas antara lain yaitu tentang pengkajian data, tujuan, peran bidan, jenis pengkajian yang dilakukan, metode-metode pelaksanaan yang dilakukan, serta mencangkup sumber data dalam komunitas.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari asuhan kebidanan komunitas sebagai berikut:
a.  Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan perempuan di wilayah kerja bidan.
1.      Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
2.      Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
3.      Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait
4.      Mengendalikan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal
5.      Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.
b.  Tujuan Khusus
1.    Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.
2.    Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3.    Munurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.
4.    Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
5.    Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait. (Yuswanto. 2009 : 4-5).
1.3  Rumusan Masalah
Bidan X alumni dari Stikes Aisyiyah, ditugaskan di desa Y untuk melakukan asuhan kebidanan komunitas. Langkah awal adalah melakukan pengkajian untuk memperoleh data-data yang akurat dan lengkap. Ia baru memperoleh data sekilas tentang kondisi kesehatan masyarakat dari tokoh yang melalui kegiatan survey mawas diri (SMD) & PRA. Data yang diperoleh antara lain : Jumlah penduduk didominasi oleh lansia & balita. Berbagai faktor yg mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Masyarakat terbiasa membuang sampah sembarangan, sehingga dalam 1 tahun terakhir sering terjadi kasus diare pada anak balita. Agar data yang telah diperoleh mendapat respon masyarakat, maka Bidan X mengadakan kegiatan musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
1.      Mengidentifikasi pengumpulan data PRA
2.      Mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengaruhi masalah asuhan kebidanan komunitas
3.      Memahami metode yang digunakan dalam pengkajian
4.      Memahami jenis-jenis data di kebidanan komunitas
5.      Memahami sumber data pada asuhan kebidanan komunitas
6.      Memahami sasaran pada asuhan kebidanan komunitas
7.      Kajian islam dalam silaturahmi




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PRA ( Partisipatory Rural Appraisal)
                 Suatu metode untuk memahami desa secara partisipatif, dalam  upaya memahami permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan  berdasarkan pada potensi dan kendala sumber daya yang  tersedia. Sebuah studi sebagai titik awal untuk memahami situasi lokal,  yang dilakukan oleh suatu tim multi-disiplin, dimana  pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat di identifikasikan lebih  dahulu sebagaimana dalam riset konvensional. Suatu pengalaman belajar bersama secara intensif, sistematis,  dan semi-terstruktur yang dilakukan di masyarakat dengan tim  multi-disiplin, dimana anggota masyarakat termasuk sebagai  peserta aktif (Bechsted, 1997).
PRA adalah sekumpulan metode/pendekatan  yang diharapkan dapat  digunakan untuk memfasilitasi  masyarakat untuk:
1.              Saling berbagi pengetahuan dan pengalaman;
2.              Menganalisis kondisi kehidupannya; dan
3.              Membuat rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya
Tujuh Prinsip Dasar Pra :                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
1.              Melibatkan kelompok masyarakat (mewakili)
2.              Masyarakat setempat sebagai pelaku utama
3.              Penerapan prinsip trianggulasi
4.              Berorientasi praktis
5.              Optimalkan hasil
6.              Santai dan Informal
7.              Prinsip demokrasi

Langkah-langkah Pelaksanaan PRA
1.    Persiapan
a.         Pelatihan
b.         Penyusunan Tim PRA
c.         Pendefinisisan tujuan PRA
d.        Pembuatan Desain Kegiatan PRA
e.         Kunjungan Awal
2.    Pelaksanaan Pra
a.         Penjelasan Maksud, Tujuan, dan Proses PRA
b.         Diskusi Penggalian Informasi
c.         Pendokumentasian Hasil Diskusi
d.        Presentasi Hasil Diskusi
e.         Perumusan Rencana Aksi
3.    Tindak Lanjut
a.         Perincian Rencana Aksi
b.         Pelaksanaan Secara Partisipatif

Pengumpulan dan Pengolahan Data
A.  Identifikasi Data Primer
  1. Teknik Pembuatan Peta Sumberdaya
  2. Teknik Penelusuran Lokasi /Transek
  3. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan Dan Perubahan
  4. Pembuatan Sketsa Kebun
  5. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat
  6. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn
  7. Penyusunan Kalender Musim
  8. Kajian Mata Pencaharian
B.  Identifikasi Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder  adalah proses untuk mempelajari keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll). Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan dalam kegiatan PRA.
Tujuan :
a)    Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat dan lingkungannya .
b)   Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya .

Cakupan Data/Informasi yang dikumpulkan
Pengumpulan data sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan pelaksanaan PRA. Jika pengumpulan data sekunder ini sejak awal tidak diarahkan dengan baik, maka tim akan menghabiskan waktu mengumpulkan data yang tidak diperlukan atau bahkan membingungkan. Di desa-desa terpencil, biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan wilayah tersebut, tetapi data sekunder kini sifatnya sebagai data pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara langsung melalui teknik/instrumen PRA.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA untuk penyuluhan agribisnis diantaranya :
a)    Data agroklimat wilayah
b)   Batas wilayah
c)    Kependudukan
d)   Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
e)    Tata guna lahan
f)    Jenis usaha masyarakat
g)   Tingkat pendapatan rata-rata
h)   Sarana dan prasarana di wilayah
i)     Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di wilayah
j)     Teknologi yang diterapkan
k)   Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang dikembangkan di wilayah




Tahapan Pelaksanaan :
1.    Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2.    Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM dll).
3.    Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk melakukan pengumpulan data.
4.    Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota tim dapat membaca,  mengerti dan memahami kondisi/keadaan wilayahnya .

2.2  Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Masalah Asuhan Kebidanan Komunitas
Pertama kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker. Dalam globalisasi ekonomi kita di perhadapkan  pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia diperkirakan 248/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Itu artinya jika diperkirakan setiap tahun ada lima juta ibu yang melahirkan maka setiap tahun pula ada sebanyak 18.000 Ibu yang meninggal dunia atau 2 orang ibu setiap satu jam.                     Dan tiga penyebab utama kematian ini adalah pendarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Berdasarkan data itu pula, Angka Kematian Ibu Indonesia menempati peringkat tertinggi di Asia Tenggara. Persoalan  terpenting lainya adalah persoalan kelangsungan hidup anak. Dari 18 juta balita yang ada di Indonesia saat ini, paling tidak 5 juta diantaranya menderita kekurangan gizi dan 1,7 juta lainnya mengalami gizi buruk. Penyebabnya adalah faktor kemiskinan dan faktor lain adalah budaya dan ketidaktahuan. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Berdasarkan Human Development Report tahun 2007, AKB Indonesia bertengger pada posisi 43,5/1000 kelahiran hidup, dan itu artinya dari 5 juta bayi yang lahir, 217 ribu diantaranya meninggal dunia atau sekitar 650 anak setiap harinya.  
Penyebab kematian ibu adalah:
a)      Perdarahan                      42%
b)      Eklampsi                         13%
c)      Komplikasi Aborsi          11%
d)     Infeksi                             10%
e)      Partus lama                     9%
f)       Tidak diketahui               15%
Seperti :     
 - Sosial ekonomi
 - Pendidikan
 - Kedudukan dan peran wanita
 - Sosial budaya
 - Transportasi

Penyebab kematian bayi adalah :
a)  Derajat kesehatan hamil rendah dan komplikasi obstetri
b) Tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat
c)  Proses persalinan (aspiksia, trauma, hipotemi)


Hasil survey dilaporkan bahwa Perilaku seksual remaja yang mengaku terus terang pernah hubungan seks adalah Perempuan : < 1% dan Laki-laki : 5%, dan hasil survey lainnya melaporkan siswa-siswi di 3 SMU DKI 2002 pernah hubungan seks, yang terdiri dari Laki-laki : 8,9% dan Perempuan : 7.2%.
        Angka remaja hamil di indonesia masih sulit untuk didapatkan karena masih ditutupi / dirahasiakan. Dalam hal ini perlu peran para bidan untuk mensosialisasikan fungsi alat reproduksi di kalangan remaja pra puberitas dan puberitas.
Pengalaman seksual dan penggunaan kondom (Susenas, 2002)
Umur
15-19 tahun
34,7%
30,9%
20-24 tahun
48,6%
46,5%
Tempat tinggal
Kota
44,2%
44,1%
Desa
30,3%
29,9%
         

 Masalah yang berhubungan dengan kehamilan remaja adalah Jumlah / proporsi besar (22,9), penanganan belum komprehensif, kurangnya info yang benar dan adanya penolakan beberapa pihak sekolah terhadap pemberian pendidikan seks kepada remaja. Akibat yang paling terlihat adalah meningkatkan angka arbosi yang tidak aman serta perkawinan usia muda.
          Berdasarkan penjelasan pasal 15 ayat 12 UU Kes No. 23 / 1992 dinyatakan bahwa peluang untuk beraborsi tetap terbuka, tetapi hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Pengertian Unsafe Abortion adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan tindakan yang tidak steril serta tidak aman, secara medis. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Aborsi adalah :
1. Gangguan psikis
2. Perporasi
3. Infeksi
4. Syok
            Peran bidan dalam menangani Unsafe Abortion adalah memberikan penyuluhan pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan dari tindakan unsafe abortion. Untuk bidan atau nakes perlu disadari bahwa siapa saja yang melakukan tindakan aborsi tanpa indikasi  (ilegal) akan dijerat hukum denda dan hukuman kurungan serta perjanjian kepada Tuhan yang Maha Esa. Berat badan bayi < 2500 gram. Masih rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan, semakin tinggi morbilitas dan mortilitas bayi. Faktor predisposisi BBLR adalah:
1.    Faktor ibu
a)   Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
b)  HAP
c)   Malnutrisi
d)  Hidramnion
e)   Penyakit kronis (jantung)
f)   Hipertensi
g)  Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
h)  Jarak kehamilan < 2 tahun
2.    Faktor janin
a)   Cacat bawaan
b)  KPD
c)   Hidramnion
3.    Ekonomi yang rendah
4.    Kebiasaan
a)  Pekerjaan yang melelahkan
b) Merokok
5.    Tidak diketahui

            Tingkat fertilitas / tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS (Pasangan Usia Subur) merupakan salah satu masalah kebidanan komunitas yang perlu mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi oleh tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan AKI dan AKB. Peran bidan adalah memberikan penyuluhan pada PUS tentang sistem reproduksi dalam kehidupan suami-istri.
            Biasanya disebabkan oleh tingkat kepercayaan masyarakat pada dukun masih tinggi, rendahnya profesionalisme bidan dalam menolong persalinan, kurangnya pendekatan personal antara bidan dan bumi, peran bidan dalam hal ini adalah lebih meningkatkan kebersamaan dengan anggota masyarakat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pertolongan persalinan / ilmu kebidanan.
PMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Umumnya mata rantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondom dan hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui Gonorrhoe (60), Sifilis, Trikomoniasis, Herpes simplek, HIV / AIDS. Peran bidan adalah memberikan penyuluhan tentang resiko yang ditimbulkan akibat seks bebas yang dilakukan bukan dengan pasangan yang sah terutama dengan PSK, penyuluhan tentang penggunaan kondom dalam kondisi tertentu. Perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di komunitas.
Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat adalah :
a)  Kurangnya pengetahuan, salah satunya dibudang kesehatan
b) Adat istiadat yang dianut / berlaku di wilayah setempat
c)  Kurangnya peran serta masyarakat
d) Perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
e)  Kebiasaan-kebiasaan / kepercayaan negatif yang berlaku negatif dan positif.
        Sosial budaya yang ada di masyarakat memberi 2 pengaruh pada masyarakat tersebut yaitu: pengaruh negatif dan positif.
Sosial budaya masyarakat yang bersifat positif antara lain :
a.  Rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong
b.  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
c.  Rasa tolong menolong / perasaan senasib sepenanggungan
Sosial budaya masyarakat yang bersifat negatif antara lain :
a.  Membuang sampah sembarangan sehingga timbul daerah kumuh
b.  Penyalahgunaan obat-obatan
c.  Industri-industri yang tidak memperhatikan pembuangan limbah yang baik
d. Wanita pekerja yang tidak dapat merawat anaknya dengan baik
e.  Masalah kesehatan jiwa yang menonjol.
2.3  Metode dalam pengkajiaan
Metode secara kualitatif :
a). FGD (focus group discution) / DKT (Diskusi Kelompok Terarah)
Suatu metode riset atau proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (wawancara mendalam).

b). SMD (survey mawas diri)
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan danpengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugaskesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa).
1.    Tujuan SMD :
a.       Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,   lingkungandan perilaku.
b.      Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan danperilaku yang paling menonjol di masyarakat.
c.       Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukungupaya mengatasi masalah kesehatan.
d.      Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakatdalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat diDesa Siaga.
2.    Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan ataumenetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapatmenggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku padaumumnya di desa/kelurahan.
3.    Lokasi SMD dilaksanakan di desa/kelurahan terpilih
4.    Pelaksana SMD dilaksanakan oleh kader dan tokoh masyarakat atau sekelompokwarga masyarakat yang telah ditunjuk pada pertemuan tingkat desa.
5.    Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuantingkat desa/kelurahan.





a.    Cara Pelaksanaan
Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yangditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi : Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakandalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan, penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya, penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengancara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b. Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjukmelaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidandi desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai denganrencana yang telah ditetapkan.
c. Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjukmengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidandi desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatanuntuk selanjutnya merumuskan perioritas masalah kesehatan,lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.

c). PRA ( Partisipatory rural Appraisal)
Cara yang digunakan dalam melakukan pengkajian/penilaian/penelitian untuk memahami keadaan atau kondisi desa atau wilayah tertentu melibatkan partisipasi masyarakat.

d). MMD (musyawarah masyarakat desa)
Musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat untuk membahas masalah-masalah yang ada didesa serta merencanakan penanggulanganya.
 Tujuan :
1. Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi, yang dirasakan diwilayahnya
2. Agar masyarakat sepakat untuk bersama-sama menanggulanginya
3. Tersusunya rencana kerja untuk penanggulangan yang disepakati bersama.

e). PERTEMUAN TINGKAT DESA
Merupakan langkah awal dari kegiatan desa siaga.

f.) OBSERVASI 
Tidak melibatkan masyarakat tetapi ikut serta dalam kegiatan masyarakat. Yaitu metode atau cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sitematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Teknik observasi :
1. Observasi yang direncanakan
2. Observasi informasi tidak direncanakan terlebih dahulu.
Situasi di dalam observasi:
1. Situasi bebas
2. Situasi yang dibuat
3. Situasi campuran.

Cara-cara mencatatkan observasi :
1.    Unit-unit tingkah laku yang akan diamati, dirumuskan, atau ditentukan lebih dahulu dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan
2.    Kita mengadakan observasi tampa menentukan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan diamati.

2.4  Jenis-Jenis Data di Kebidanan Komunitas
Jenis data yang dikumpulkan dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, termasuk sensasi klien, perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan persepsi terhadap status kesehatan dan situasi kehidupan, misalnya: rasa nyeri, mual, sakit kepala, rasa kuatir, cemas, dan lain lain. Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengamatan, pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), misalnya: perubahan warna kulit, tekanan darah, suhu tubuh, perubahan perilaku, dan lain lain.
Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
Sumber data sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al., 1995).
Pengkajian data
       Adalah melakukan penilaian tentang data yang ada di komunitas meliputi karakteristik demografi
1)    Jenis pengkajian data ada 2 tipe :
a) Data subyektif àPersepsi klien tentang masalah kesehatan
b) Data obyektif àPengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data
       Antara lain jenis yang digunakan yaitu manajemen kebidanan :
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
1.    Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak.
2.    Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas.
Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :
a.    Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b.    Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita.
c.    Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d.   Faktor-faktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

3.     Diagnosa potensial
 Diagnosa yang mungkin terjadi
4.    Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5.    Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6.    Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7.    Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.

2.5  Memahami Sumber Data Pada Asuhan Kebidanan Komunitas
Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. Sumber data sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al., 1995).
Sumber data pengkajia yang dapat memudahkan pemahaman atas keadaan dan bisa didapat melalui kohort, kader posyandu, kelurahan, puskesmas, PLKB, masyarakat, lembaga pendidikan, LSM, tokoh masyarakat, lembaga kebersihan, dukun, dll.

2.6  Memahami Sasaran Pada Asuhan Kebidanan Komunitas
Sasaran pelayanan kebidanan khusus meliputi bayi baru lahir, balita, anak, anak, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersalin, nifas) hingga lansia yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Dan sasaran pelayanan kebidanan secara umum yaitu individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sehat dan sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum.

2.7  Pandangan Islam Dalam Komunitas
Terdapat ayat-ayat Al-Quran antara lain :
Syura atau pengambilan pendapat hukumnya sunnah dan khusus bagi kaum Muslim. AllahSWT berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya (QS. Ali Imran [3]: 159)

Ini seluruhnya dari Rasul untuk seluruh kaum Muslim. Dan ayat yang kedua berbunyi:
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka. (QS. asy-Syura [42]: 38)



Sifat-sifat itu hanya ada pada kaum Muslim.
a.       Abu Hurairah ra berkata: Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih banyak musyawarahnya dari pada Rasulullah saw terhadap para sahabatnya.
b.      Hasan ra berkata Tidaklah suatu kaum bermusyawarah kecuali mereka memperoleh petunjuk agar urusan mereka mendapatkan bimbingan.

Adapun penyampaian pendapat boleh didengar dari kaum Muslim maupun non muslim, karena Rasul telah mentaqrirkan suatu pendapat yang ada pada hilf al-fudlul. Beliau bersabda: Jika aku dipanggil bersamanya, sungguh aku akan memenuhi (panggilannya), dan aku tidak ingin melanggarnya. (Ketahuilah) bahwasanya hal itu bagiku (lebih baik dari pada) unta merah’. Padahal pendapat tersebut adalah pendapat orang-orang musyrik.
Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka. (QS. asy-Syura [42]: 38)
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. Ali Imran [3]: 159)

Ayat ketiga :
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
Artinya : Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. (QS. Ali Imran [3]: 159)












BAB III
TUTORIAL

STEP 1
-Putri   : PRA
Nisak : Partisipatory Rurel Apprasure
-Isna    : SMD
Lusi: kegiatan pengumpulan data
-Lusi    : MMD1
Pertemuan seluruh warga desa untuk malkukan survei mawas diri
-Mira   : Asuhan kebidanan Komunitas
Narista : asuhan yg dilakukan oleh bidan di lingkungan masyarakat
-Lusi    : pengkajian
Putri : Suatu usaha menggali data utk memperoleh suatu informasi
Nisak   : faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat
Istiqonah : Data yang akurat dan lengkap
-Sumber data
Lusi : hasil pengkajian yg di peroleh dari masyarakat perorangan
Nisak : Terdiri dari data subyektif dan obyektif , sumber : data primer,sekunder
-Metode pengumpulan data
Ozy : tata cara yg digunakan utk menggali data-data yg akan digunakan
Putri :Data primer,sekunder,tersier, wawancara,observasi
STEP 2
1.      Narista             : Bagaimana faktor-faktor  resiko yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat ?
2.      Bagaimana metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengkajian askeb komunitas?
3.      Bagaimana pengumpulan data PRA dalam kebidanan komunitas ?
4.      Mega   : Bagaimana cara bidan melakukan askeb di komunitas ?
5.      Isna : apa saja jenis-jenis data dalam asuhan kebidanan komunitas ?
6.      Nisak ; apa saja sumber-sumber data utk mengidentifikasi askeb kebidanan komunitas ?
7.      Siapa sasaran asuhan kebidanan komunitas ?
8.      Putri : bagaimana cara mendapatkan data yg akurat ?

STEP 3
1.      Putri    : masalah ekonomi,sosial,budaya,spiritual,psikologis
Lusi     : lingkungan, letak wilayah
2.      Hikari  : data kelurahan : luas wilayah ,
3.      Lusi     : WUS,PUS,Ibu hamil,Ibu nifas,lansia
Putri    : bayi,batita,remaja,seluruh anggota masyarakat
pola hidup masyakarat yang kurang sehat
Kurangnya pengetahuan masyarakat sperti lansia : tentang kebiasaan merokok
4.      Mega   : data primer: data yg di hitung sendiri, contoh : di kaji secara langsung
sekunder:  data yg di tanyakan, contoh : data kelurahan,puskesmas
tersier : data dari orang
5.      Narista : melakukan pemantauan kesehatan selama kehamilan,persalinan,nifas
Mendeteksi
6.      Putri    :Bidan melakukan pendekatan kepada pihak lansia,remaja, pihak-pihak penting lurah,dukuh, menanyakan permasalahan yang ada di wilayah tersebut , memusyawarahkan bersama cara mengatasi masalah tersebut
7.      Mira     : pengkajian : riwayat kesehatan,ibu dan anak,riwayat ibu nifas, riwayat usia subur,lansia
8.      Lusi     : memiliah masalah yang harus d prioritaskan terlebih dahulu
Data yg di peroleh dari kelurahan,puskesmas, dan di tanya secara langsung untuk dikaji lebih dalam agar lebih akurat.
STEP 4
 



Rounded Rectangle: FGDRounded Rectangle: PRA

STEP 5 LO
1.      Mengidentifikasi pengumpulan data PRA
2.      Mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengaruhi masalah kebidanan komunitas
3.      Memahami metode yang digunakan dalam pengkajian
4.      Memahami jenis-jenis data di kebidanan komunitas
5.      Memahami sumber data
6.      Memahami sasaran
7.      Kajian islam dalam asuhan kebidanan komunitas

STEP  7
1.      lusi      :partisipasi masyarakat
2.      Indah  : acara yang melibatkan masyarakat
3.       Nisak : tingkat pendidikan, angka kematian
4.      Hikari : faktor bayi baru lahir, bayi meninggal, kehamilan dini
5.      Oji      : ktd, di kaji dan di beri penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, pantangan dll
6.      3 rista : pra,smd.
7.      May    : menanyakan secara langsung,metode sumpling :mengambil sample pada masyarakat,
8.      Miranti : angket : bersifat searah dengan responden dapat mengisi kertas atau quesioner yg di berikan atau wawancara face to face untuk menggali data dengan seriusdan observasi dengan caara mengamati atau di kaji atau di tulis, data subyektif, data objektif
9.      Elis     : data kualitatif dan kuantitatif
10.  Putri    : sekunder dan primer
11.  Isna     :bumil, bayi, balita, lansia
12.  Nisa    : masa pada saaat hamil, prosesa pertumbuhan asuhan mulai dari bayi hingga lansia
13.  May    : individu anak usia sekolah, bayi baru lahir dan janin kesehatan di kandung




















BAB IV
PENUTUP

Dari data yang telah kami dapatkan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Asuhan Kebidanan Komunitas sangat penting bagi masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terutama terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), dan juga kesehatan reproduksi. Menciptakan dokumen tentang asuhan kebidanan komunitas yang diberikan kepada masyarakat, memungkinkan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan kebidan komunitas, memfasilitasi pemberian asuhan kebidanan komunitas yang berkesinambungan, memungkinkan pengevalusian dari asuhan kebidanan komunitas yang diberikan, memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik.
                            
















 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “communitas” yang berarti “kesamaan” yang berarti “sama, publik, ataupun, banya”. Istilah “community” dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat stempat”, istilah yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota suku atatu bangsa.
Komunitas internasional dihadapkan pada gelombang konflik-konflik  baru. Secara bersama-sama konflik-konflik baru ini tidak lebih kecil dibandingkan dengan kejadian-kejadian penting lainnya dalam sejarah : sebuah masa dimana para sejarah masa depan dapat mendriskripsikannya sebagi masa-masa ketika kemanusiaan menangkap atu gagal untuk menangkap peluang unrtuk menggantikan mekanisme yang sudah using guna menyelesaikan konflik manusia (Michael Renner)
Bidang ini mulai muncul pada tahun 1950-an dan 1960-an, pada puncak Perang Dingin, ketika pengembangan senjata nuklir dan konflik antara Negara adikuasa tampaknya mengancam kelangsungan hidup manusia. Sekelompok pelopor dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda melihat manfaat mempelajari konflik sebagai sebuah fenomena umum, yang terjadi dalam hubungan internasional, politik dalam negeri, hubungan industry, komunitas, keluarga dan antar individu. Mereka melihat potensi untuk mengaplikasikan pendekatan-pendekatan potensial dengan latar belakang hubungan industry dan mediasi komunikasi kepada konflik secara umum, termaksud konflik sipil dan internasional.
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
          Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat. Masyarakat adalah adanya sosial relantionship antar anggota kelompok.
          Dari uraian di atas masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu.
          Di kebidanan komunitas banyak sekali hal-hal yang perlu dibahas antara lain yaitu tentang pengkajian data, tujuan, peran bidan, jenis pengkajian yang dilakukan, metode-metode pelaksanaan yang dilakukan, serta mencangkup sumber data dalam komunitas.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari asuhan kebidanan komunitas sebagai berikut:
a.  Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan perempuan di wilayah kerja bidan.
1.      Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
2.      Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
3.      Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait
4.      Mengendalikan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal
5.      Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.
b.  Tujuan Khusus
1.    Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.
2.    Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3.    Munurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.
4.    Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
5.    Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait. (Yuswanto. 2009 : 4-5).
1.3  Rumusan Masalah
Bidan X alumni dari Stikes Aisyiyah, ditugaskan di desa Y untuk melakukan asuhan kebidanan komunitas. Langkah awal adalah melakukan pengkajian untuk memperoleh data-data yang akurat dan lengkap. Ia baru memperoleh data sekilas tentang kondisi kesehatan masyarakat dari tokoh yang melalui kegiatan survey mawas diri (SMD) & PRA. Data yang diperoleh antara lain : Jumlah penduduk didominasi oleh lansia & balita. Berbagai faktor yg mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Masyarakat terbiasa membuang sampah sembarangan, sehingga dalam 1 tahun terakhir sering terjadi kasus diare pada anak balita. Agar data yang telah diperoleh mendapat respon masyarakat, maka Bidan X mengadakan kegiatan musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
1.      Mengidentifikasi pengumpulan data PRA
2.      Mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengaruhi masalah asuhan kebidanan komunitas
3.      Memahami metode yang digunakan dalam pengkajian
4.      Memahami jenis-jenis data di kebidanan komunitas
5.      Memahami sumber data pada asuhan kebidanan komunitas
6.      Memahami sasaran pada asuhan kebidanan komunitas
7.      Kajian islam dalam silaturahmi




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PRA ( Partisipatory Rural Appraisal)
                 Suatu metode untuk memahami desa secara partisipatif, dalam  upaya memahami permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan  berdasarkan pada potensi dan kendala sumber daya yang  tersedia. Sebuah studi sebagai titik awal untuk memahami situasi lokal,  yang dilakukan oleh suatu tim multi-disiplin, dimana  pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat di identifikasikan lebih  dahulu sebagaimana dalam riset konvensional. Suatu pengalaman belajar bersama secara intensif, sistematis,  dan semi-terstruktur yang dilakukan di masyarakat dengan tim  multi-disiplin, dimana anggota masyarakat termasuk sebagai  peserta aktif (Bechsted, 1997).
PRA adalah sekumpulan metode/pendekatan  yang diharapkan dapat  digunakan untuk memfasilitasi  masyarakat untuk:
1.              Saling berbagi pengetahuan dan pengalaman;
2.              Menganalisis kondisi kehidupannya; dan
3.              Membuat rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya
Tujuh Prinsip Dasar Pra :                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
1.              Melibatkan kelompok masyarakat (mewakili)
2.              Masyarakat setempat sebagai pelaku utama
3.              Penerapan prinsip trianggulasi
4.              Berorientasi praktis
5.              Optimalkan hasil
6.              Santai dan Informal
7.              Prinsip demokrasi

Langkah-langkah Pelaksanaan PRA
1.    Persiapan
a.         Pelatihan
b.         Penyusunan Tim PRA
c.         Pendefinisisan tujuan PRA
d.        Pembuatan Desain Kegiatan PRA
e.         Kunjungan Awal
2.    Pelaksanaan Pra
a.         Penjelasan Maksud, Tujuan, dan Proses PRA
b.         Diskusi Penggalian Informasi
c.         Pendokumentasian Hasil Diskusi
d.        Presentasi Hasil Diskusi
e.         Perumusan Rencana Aksi
3.    Tindak Lanjut
a.         Perincian Rencana Aksi
b.         Pelaksanaan Secara Partisipatif

Pengumpulan dan Pengolahan Data
A.  Identifikasi Data Primer
  1. Teknik Pembuatan Peta Sumberdaya
  2. Teknik Penelusuran Lokasi /Transek
  3. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan Dan Perubahan
  4. Pembuatan Sketsa Kebun
  5. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat
  6. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn
  7. Penyusunan Kalender Musim
  8. Kajian Mata Pencaharian
B.  Identifikasi Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder  adalah proses untuk mempelajari keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll). Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan dalam kegiatan PRA.
Tujuan :
a)    Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat dan lingkungannya .
b)   Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya .

Cakupan Data/Informasi yang dikumpulkan
Pengumpulan data sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan pelaksanaan PRA. Jika pengumpulan data sekunder ini sejak awal tidak diarahkan dengan baik, maka tim akan menghabiskan waktu mengumpulkan data yang tidak diperlukan atau bahkan membingungkan. Di desa-desa terpencil, biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan wilayah tersebut, tetapi data sekunder kini sifatnya sebagai data pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara langsung melalui teknik/instrumen PRA.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA untuk penyuluhan agribisnis diantaranya :
a)    Data agroklimat wilayah
b)   Batas wilayah
c)    Kependudukan
d)   Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
e)    Tata guna lahan
f)    Jenis usaha masyarakat
g)   Tingkat pendapatan rata-rata
h)   Sarana dan prasarana di wilayah
i)     Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di wilayah
j)     Teknologi yang diterapkan
k)   Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang dikembangkan di wilayah




Tahapan Pelaksanaan :
1.    Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2.    Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM dll).
3.    Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk melakukan pengumpulan data.
4.    Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota tim dapat membaca,  mengerti dan memahami kondisi/keadaan wilayahnya .

2.2  Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Masalah Asuhan Kebidanan Komunitas
Pertama kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker. Dalam globalisasi ekonomi kita di perhadapkan  pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia diperkirakan 248/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Itu artinya jika diperkirakan setiap tahun ada lima juta ibu yang melahirkan maka setiap tahun pula ada sebanyak 18.000 Ibu yang meninggal dunia atau 2 orang ibu setiap satu jam.                     Dan tiga penyebab utama kematian ini adalah pendarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Berdasarkan data itu pula, Angka Kematian Ibu Indonesia menempati peringkat tertinggi di Asia Tenggara. Persoalan  terpenting lainya adalah persoalan kelangsungan hidup anak. Dari 18 juta balita yang ada di Indonesia saat ini, paling tidak 5 juta diantaranya menderita kekurangan gizi dan 1,7 juta lainnya mengalami gizi buruk. Penyebabnya adalah faktor kemiskinan dan faktor lain adalah budaya dan ketidaktahuan. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Berdasarkan Human Development Report tahun 2007, AKB Indonesia bertengger pada posisi 43,5/1000 kelahiran hidup, dan itu artinya dari 5 juta bayi yang lahir, 217 ribu diantaranya meninggal dunia atau sekitar 650 anak setiap harinya.  
Penyebab kematian ibu adalah:
a)      Perdarahan                      42%
b)      Eklampsi                         13%
c)      Komplikasi Aborsi          11%
d)     Infeksi                             10%
e)      Partus lama                     9%
f)       Tidak diketahui               15%
Seperti :     
 - Sosial ekonomi
 - Pendidikan
 - Kedudukan dan peran wanita
 - Sosial budaya
 - Transportasi

Penyebab kematian bayi adalah :
a)  Derajat kesehatan hamil rendah dan komplikasi obstetri
b) Tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat
c)  Proses persalinan (aspiksia, trauma, hipotemi)


Hasil survey dilaporkan bahwa Perilaku seksual remaja yang mengaku terus terang pernah hubungan seks adalah Perempuan : < 1% dan Laki-laki : 5%, dan hasil survey lainnya melaporkan siswa-siswi di 3 SMU DKI 2002 pernah hubungan seks, yang terdiri dari Laki-laki : 8,9% dan Perempuan : 7.2%.
        Angka remaja hamil di indonesia masih sulit untuk didapatkan karena masih ditutupi / dirahasiakan. Dalam hal ini perlu peran para bidan untuk mensosialisasikan fungsi alat reproduksi di kalangan remaja pra puberitas dan puberitas.
Pengalaman seksual dan penggunaan kondom (Susenas, 2002)
Umur
15-19 tahun
34,7%
30,9%
20-24 tahun
48,6%
46,5%
Tempat tinggal
Kota
44,2%
44,1%
Desa
30,3%
29,9%
         

 Masalah yang berhubungan dengan kehamilan remaja adalah Jumlah / proporsi besar (22,9), penanganan belum komprehensif, kurangnya info yang benar dan adanya penolakan beberapa pihak sekolah terhadap pemberian pendidikan seks kepada remaja. Akibat yang paling terlihat adalah meningkatkan angka arbosi yang tidak aman serta perkawinan usia muda.
          Berdasarkan penjelasan pasal 15 ayat 12 UU Kes No. 23 / 1992 dinyatakan bahwa peluang untuk beraborsi tetap terbuka, tetapi hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Pengertian Unsafe Abortion adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan tindakan yang tidak steril serta tidak aman, secara medis. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Aborsi adalah :
1. Gangguan psikis
2. Perporasi
3. Infeksi
4. Syok
            Peran bidan dalam menangani Unsafe Abortion adalah memberikan penyuluhan pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan dari tindakan unsafe abortion. Untuk bidan atau nakes perlu disadari bahwa siapa saja yang melakukan tindakan aborsi tanpa indikasi  (ilegal) akan dijerat hukum denda dan hukuman kurungan serta perjanjian kepada Tuhan yang Maha Esa. Berat badan bayi < 2500 gram. Masih rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan, semakin tinggi morbilitas dan mortilitas bayi. Faktor predisposisi BBLR adalah:
1.    Faktor ibu
a)   Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
b)  HAP
c)   Malnutrisi
d)  Hidramnion
e)   Penyakit kronis (jantung)
f)   Hipertensi
g)  Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
h)  Jarak kehamilan < 2 tahun
2.    Faktor janin
a)   Cacat bawaan
b)  KPD
c)   Hidramnion
3.    Ekonomi yang rendah
4.    Kebiasaan
a)  Pekerjaan yang melelahkan
b) Merokok
5.    Tidak diketahui

            Tingkat fertilitas / tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS (Pasangan Usia Subur) merupakan salah satu masalah kebidanan komunitas yang perlu mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi oleh tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan AKI dan AKB. Peran bidan adalah memberikan penyuluhan pada PUS tentang sistem reproduksi dalam kehidupan suami-istri.
            Biasanya disebabkan oleh tingkat kepercayaan masyarakat pada dukun masih tinggi, rendahnya profesionalisme bidan dalam menolong persalinan, kurangnya pendekatan personal antara bidan dan bumi, peran bidan dalam hal ini adalah lebih meningkatkan kebersamaan dengan anggota masyarakat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pertolongan persalinan / ilmu kebidanan.
PMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Umumnya mata rantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondom dan hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui Gonorrhoe (60), Sifilis, Trikomoniasis, Herpes simplek, HIV / AIDS. Peran bidan adalah memberikan penyuluhan tentang resiko yang ditimbulkan akibat seks bebas yang dilakukan bukan dengan pasangan yang sah terutama dengan PSK, penyuluhan tentang penggunaan kondom dalam kondisi tertentu. Perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di komunitas.
Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat adalah :
a)  Kurangnya pengetahuan, salah satunya dibudang kesehatan
b) Adat istiadat yang dianut / berlaku di wilayah setempat
c)  Kurangnya peran serta masyarakat
d) Perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
e)  Kebiasaan-kebiasaan / kepercayaan negatif yang berlaku negatif dan positif.
        Sosial budaya yang ada di masyarakat memberi 2 pengaruh pada masyarakat tersebut yaitu: pengaruh negatif dan positif.
Sosial budaya masyarakat yang bersifat positif antara lain :
a.  Rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong
b.  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
c.  Rasa tolong menolong / perasaan senasib sepenanggungan
Sosial budaya masyarakat yang bersifat negatif antara lain :
a.  Membuang sampah sembarangan sehingga timbul daerah kumuh
b.  Penyalahgunaan obat-obatan
c.  Industri-industri yang tidak memperhatikan pembuangan limbah yang baik
d. Wanita pekerja yang tidak dapat merawat anaknya dengan baik
e.  Masalah kesehatan jiwa yang menonjol.
2.3  Metode dalam pengkajiaan
Metode secara kualitatif :
a). FGD (focus group discution) / DKT (Diskusi Kelompok Terarah)
Suatu metode riset atau proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (wawancara mendalam).

b). SMD (survey mawas diri)
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan danpengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugaskesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa).
1.    Tujuan SMD :
a.       Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,   lingkungandan perilaku.
b.      Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan danperilaku yang paling menonjol di masyarakat.
c.       Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukungupaya mengatasi masalah kesehatan.
d.      Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakatdalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat diDesa Siaga.
2.    Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan ataumenetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapatmenggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku padaumumnya di desa/kelurahan.
3.    Lokasi SMD dilaksanakan di desa/kelurahan terpilih
4.    Pelaksana SMD dilaksanakan oleh kader dan tokoh masyarakat atau sekelompokwarga masyarakat yang telah ditunjuk pada pertemuan tingkat desa.
5.    Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuantingkat desa/kelurahan.





a.    Cara Pelaksanaan
Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yangditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi : Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakandalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan, penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya, penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengancara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b. Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjukmelaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidandi desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai denganrencana yang telah ditetapkan.
c. Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjukmengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidandi desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatanuntuk selanjutnya merumuskan perioritas masalah kesehatan,lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.

c). PRA ( Partisipatory rural Appraisal)
Cara yang digunakan dalam melakukan pengkajian/penilaian/penelitian untuk memahami keadaan atau kondisi desa atau wilayah tertentu melibatkan partisipasi masyarakat.

d). MMD (musyawarah masyarakat desa)
Musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat untuk membahas masalah-masalah yang ada didesa serta merencanakan penanggulanganya.
 Tujuan :
1. Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi, yang dirasakan diwilayahnya
2. Agar masyarakat sepakat untuk bersama-sama menanggulanginya
3. Tersusunya rencana kerja untuk penanggulangan yang disepakati bersama.

e). PERTEMUAN TINGKAT DESA
Merupakan langkah awal dari kegiatan desa siaga.

f.) OBSERVASI 
Tidak melibatkan masyarakat tetapi ikut serta dalam kegiatan masyarakat. Yaitu metode atau cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sitematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Teknik observasi :
1. Observasi yang direncanakan
2. Observasi informasi tidak direncanakan terlebih dahulu.
Situasi di dalam observasi:
1. Situasi bebas
2. Situasi yang dibuat
3. Situasi campuran.

Cara-cara mencatatkan observasi :
1.    Unit-unit tingkah laku yang akan diamati, dirumuskan, atau ditentukan lebih dahulu dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan
2.    Kita mengadakan observasi tampa menentukan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan diamati.

2.4  Jenis-Jenis Data di Kebidanan Komunitas
Jenis data yang dikumpulkan dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, termasuk sensasi klien, perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan persepsi terhadap status kesehatan dan situasi kehidupan, misalnya: rasa nyeri, mual, sakit kepala, rasa kuatir, cemas, dan lain lain. Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengamatan, pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), misalnya: perubahan warna kulit, tekanan darah, suhu tubuh, perubahan perilaku, dan lain lain.
Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
Sumber data sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al., 1995).
Pengkajian data
       Adalah melakukan penilaian tentang data yang ada di komunitas meliputi karakteristik demografi
1)    Jenis pengkajian data ada 2 tipe :
a) Data subyektif àPersepsi klien tentang masalah kesehatan
b) Data obyektif àPengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data
       Antara lain jenis yang digunakan yaitu manajemen kebidanan :
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
1.    Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak.
2.    Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas.
Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :
a.    Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b.    Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita.
c.    Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d.   Faktor-faktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

3.     Diagnosa potensial
 Diagnosa yang mungkin terjadi
4.    Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5.    Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6.    Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7.    Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.

2.5  Memahami Sumber Data Pada Asuhan Kebidanan Komunitas
Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. Sumber data sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al., 1995).
Sumber data pengkajia yang dapat memudahkan pemahaman atas keadaan dan bisa didapat melalui kohort, kader posyandu, kelurahan, puskesmas, PLKB, masyarakat, lembaga pendidikan, LSM, tokoh masyarakat, lembaga kebersihan, dukun, dll.

2.6  Memahami Sasaran Pada Asuhan Kebidanan Komunitas
Sasaran pelayanan kebidanan khusus meliputi bayi baru lahir, balita, anak, anak, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersalin, nifas) hingga lansia yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Dan sasaran pelayanan kebidanan secara umum yaitu individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sehat dan sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum.

2.7  Pandangan Islam Dalam Komunitas
Terdapat ayat-ayat Al-Quran antara lain :
Syura atau pengambilan pendapat hukumnya sunnah dan khusus bagi kaum Muslim. AllahSWT berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya (QS. Ali Imran [3]: 159)

Ini seluruhnya dari Rasul untuk seluruh kaum Muslim. Dan ayat yang kedua berbunyi:
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka. (QS. asy-Syura [42]: 38)



Sifat-sifat itu hanya ada pada kaum Muslim.
a.       Abu Hurairah ra berkata: Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih banyak musyawarahnya dari pada Rasulullah saw terhadap para sahabatnya.
b.      Hasan ra berkata Tidaklah suatu kaum bermusyawarah kecuali mereka memperoleh petunjuk agar urusan mereka mendapatkan bimbingan.

Adapun penyampaian pendapat boleh didengar dari kaum Muslim maupun non muslim, karena Rasul telah mentaqrirkan suatu pendapat yang ada pada hilf al-fudlul. Beliau bersabda: Jika aku dipanggil bersamanya, sungguh aku akan memenuhi (panggilannya), dan aku tidak ingin melanggarnya. (Ketahuilah) bahwasanya hal itu bagiku (lebih baik dari pada) unta merah’. Padahal pendapat tersebut adalah pendapat orang-orang musyrik.
Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka. (QS. asy-Syura [42]: 38)
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. Ali Imran [3]: 159)

Ayat ketiga :
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
Artinya : Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. (QS. Ali Imran [3]: 159)












BAB III
TUTORIAL

STEP 1
-Putri   : PRA
Nisak : Partisipatory Rurel Apprasure
-Isna    : SMD
Lusi: kegiatan pengumpulan data
-Lusi    : MMD1
Pertemuan seluruh warga desa untuk malkukan survei mawas diri
-Mira   : Asuhan kebidanan Komunitas
Narista : asuhan yg dilakukan oleh bidan di lingkungan masyarakat
-Lusi    : pengkajian
Putri : Suatu usaha menggali data utk memperoleh suatu informasi
Nisak   : faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat
Istiqonah : Data yang akurat dan lengkap
-Sumber data
Lusi : hasil pengkajian yg di peroleh dari masyarakat perorangan
Nisak : Terdiri dari data subyektif dan obyektif , sumber : data primer,sekunder
-Metode pengumpulan data
Ozy : tata cara yg digunakan utk menggali data-data yg akan digunakan
Putri :Data primer,sekunder,tersier, wawancara,observasi
STEP 2
1.      Narista             : Bagaimana faktor-faktor  resiko yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat ?
2.      Bagaimana metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengkajian askeb komunitas?
3.      Bagaimana pengumpulan data PRA dalam kebidanan komunitas ?
4.      Mega   : Bagaimana cara bidan melakukan askeb di komunitas ?
5.      Isna : apa saja jenis-jenis data dalam asuhan kebidanan komunitas ?
6.      Nisak ; apa saja sumber-sumber data utk mengidentifikasi askeb kebidanan komunitas ?
7.      Siapa sasaran asuhan kebidanan komunitas ?
8.      Putri : bagaimana cara mendapatkan data yg akurat ?

STEP 3
1.      Putri    : masalah ekonomi,sosial,budaya,spiritual,psikologis
Lusi     : lingkungan, letak wilayah
2.      Hikari  : data kelurahan : luas wilayah ,
3.      Lusi     : WUS,PUS,Ibu hamil,Ibu nifas,lansia
Putri    : bayi,batita,remaja,seluruh anggota masyarakat
pola hidup masyakarat yang kurang sehat
Kurangnya pengetahuan masyarakat sperti lansia : tentang kebiasaan merokok
4.      Mega   : data primer: data yg di hitung sendiri, contoh : di kaji secara langsung
sekunder:  data yg di tanyakan, contoh : data kelurahan,puskesmas
tersier : data dari orang
5.      Narista : melakukan pemantauan kesehatan selama kehamilan,persalinan,nifas
Mendeteksi
6.      Putri    :Bidan melakukan pendekatan kepada pihak lansia,remaja, pihak-pihak penting lurah,dukuh, menanyakan permasalahan yang ada di wilayah tersebut , memusyawarahkan bersama cara mengatasi masalah tersebut
7.      Mira     : pengkajian : riwayat kesehatan,ibu dan anak,riwayat ibu nifas, riwayat usia subur,lansia
8.      Lusi     : memiliah masalah yang harus d prioritaskan terlebih dahulu
Data yg di peroleh dari kelurahan,puskesmas, dan di tanya secara langsung untuk dikaji lebih dalam agar lebih akurat.
STEP 4
 



Rounded Rectangle: FGDRounded Rectangle: PRA

STEP 5 LO
1.      Mengidentifikasi pengumpulan data PRA
2.      Mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengaruhi masalah kebidanan komunitas
3.      Memahami metode yang digunakan dalam pengkajian
4.      Memahami jenis-jenis data di kebidanan komunitas
5.      Memahami sumber data
6.      Memahami sasaran
7.      Kajian islam dalam asuhan kebidanan komunitas

STEP  7
1.      lusi      :partisipasi masyarakat
2.      Indah  : acara yang melibatkan masyarakat
3.       Nisak : tingkat pendidikan, angka kematian
4.      Hikari : faktor bayi baru lahir, bayi meninggal, kehamilan dini
5.      Oji      : ktd, di kaji dan di beri penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, pantangan dll
6.      3 rista : pra,smd.
7.      May    : menanyakan secara langsung,metode sumpling :mengambil sample pada masyarakat,
8.      Miranti : angket : bersifat searah dengan responden dapat mengisi kertas atau quesioner yg di berikan atau wawancara face to face untuk menggali data dengan seriusdan observasi dengan caara mengamati atau di kaji atau di tulis, data subyektif, data objektif
9.      Elis     : data kualitatif dan kuantitatif
10.  Putri    : sekunder dan primer
11.  Isna     :bumil, bayi, balita, lansia
12.  Nisa    : masa pada saaat hamil, prosesa pertumbuhan asuhan mulai dari bayi hingga lansia
13.  May    : individu anak usia sekolah, bayi baru lahir dan janin kesehatan di kandung




















BAB IV
PENUTUP

Dari data yang telah kami dapatkan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Asuhan Kebidanan Komunitas sangat penting bagi masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terutama terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), dan juga kesehatan reproduksi. Menciptakan dokumen tentang asuhan kebidanan komunitas yang diberikan kepada masyarakat, memungkinkan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan kebidan komunitas, memfasilitasi pemberian asuhan kebidanan komunitas yang berkesinambungan, memungkinkan pengevalusian dari asuhan kebidanan komunitas yang diberikan, memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik.
                            
























DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/6951586/BAB_I_PENDAHULUAN_Komunitas
Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha. Medika. Amiruddin, R dkk. 2007
Intervensi Komunitas Adi, Isbandi R.2008
Kode etik kebidanan. Yogyakartan: Intan, dkk. 2009
Kebidanan komunitas. Yogyakarta: Niken dkk. 2009




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN IV PATOLOGI TENTANG PERDARAHAN ANTEPARTUM, INTRAPARTUM DAN POSTPARTUM

SAP KEPUTIHAN