SAP KEPUTIHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
I.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah keputihan adalah
masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita
yang tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap enteng persoalan keputihan
ini. Padahal keputihan tidak bisa dianggap enteng, karena akibat dari keputihan
ini bisa sangat fatal bila lambat ditangani. Tidak hanya bisa mengakibatkan
kemandulan dan hamil diluar kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala
awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian.
Nn “KN” dan Ibu “N”
mengalami keputihan oleh karena ibu agar ibu dan anak remajanya bisa membedakan
keputihan yang normal dan tidak sebagai upaya prefentif dari suatau penyakit.
II.
PENGANTAR
Bidang studi :
Kesehatan Reproduksi
Topik :
Keputihan (flour albus)
Subtopik :
Keputihan Fisiologis dan Patologis
Sasaran :
Nn “KN” dan Ibu “N”
Hari / Tanggal : 28 November 2013
Jam :
09.00 WIB.
Waktu :
35 menit.
Tempat :
rumah Tn MI
III.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan diharapkan Nn “KN” dan Ibu “N” dapat mengetahui tentang
jenis Keputihan Fisiologis dan Patologis.
IV.
TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan, Nn “KN” dan Ibu “N” dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengetian
tentang Keputihan
2. Jenis
dan Ciri Keputihan Fisiologis dan Patologis
3. Penyebab
Keputihan Patologis
4. Cara
Pencegahan
V.
MATERI
Terlampir.
VI.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya
Jawab
VII.
MEDIA
1. Materi
SAP
2. Leaflet
VIII.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
1
2.
3
4
|
1 menit
25 menit
6 menit
2 menit
|
Pembukaan:
Memberi Salam
Menyebutkan Materi atau pokok pembahasan yang akan
disampaikan
Pelaksanaan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur
Evaluasi:
Meminta warga menjelaskan atau menjelaskan kembali mengenai
pengertian keputihan, jenis-jenis keputihan dan cirinya, penyebab terjadinya
keputihan patologis, dan upaya pencegahan keputihan yang bersifat patologis
Memberikan pujian atas keberhasilan dalam menjelaskan
pertanyaan dan memperbaiki kesalahan, serta menyimpulkan.
Penutup:
Mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
|
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
Menyimak dan memperhatikan
Menjawab Pertanyaan
Menjawab salam
|
IX.
PENGESAHAN
Yogyakarta, 01 Desember 2014
Sasaran Pemberi Penyuluh
(..................) (................................)
Mengetahui,
Pembimbing Penyuluhan
(............................)
X.
EVALUASI
1.
Jenis :
Tanya Jawab
2.
Teknik :
Lisan
3.
Jumlah : 3
buah
pertanyaan dilampirkan
XI.
LAMPIRAN MATERI
1.
Pengetian tentang Keputihan
Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis
Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour
albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan
bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat
patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia.
Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan.
2.
Jenis dan Ciri Keputihan Fisiologis dan
Patologis
Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, ahli
kebidanan dan kandungan sekaligus konsultan seks, keputihan fisiologis
biasanya terjadi pada masa subur, juga sebelum dan sesudah menstruasi, hamil, terangsang,
keletihan dan mengkonsumsi obat-obat hormonal (pil KB) Kadang saat itu ada lendir yang berlebihan,
itu semua adalah normal. Biasanya tidak terasa gatal dan tidak berbau.
Sedangkan keputihan patologis ,
adalah keputihan yang terjadi karena infeksi pada vagina, adanya benda asing
dalam vagina (spiral, kondom), serta keputihan akibat stress, atau karena
keganasan. Infeksi ini bisa sebagai akibat dari bakteri, jamur atau protozoa.
Ciri-ciri keputihan patologis , warnanya tidak seperti lendir. Keputihan
patologis biasanya, warnanya seperti kepala susu, atau hijau
kekuning-kuningan, atau bercampur darah, jika keputihan tersebut sudah menjadi
suatu penyakit. Wanita yang menderita keputihan patologis ini akan merasa gatal
atau panas pada daerah vagina, dan lendir yang keluar berbau, sehingga
menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
3. Penyebab
Keputihan Patologis
Banyak hal yang membuat wanita rawan terkena
keputihan patologis. Biasanya penyebab keputihan patologis ini
dikarenakan kuman. Di dalam vagina sebenarnya bukan tempat yang steril.
Berbagai macam kuman ada di dalamnya. Flora normal di dalam vagina membantu
menjaga keasaman pH vagina, pada keadaan yang optimal. pH vagina seharusnya
antara 3,5-5,5. flora normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian
antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam. Ketidakseimbangan ini dapat
mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain. Padahal dengan adanya
flora normal akan dibutuhkan untuk menekan flora-flora yang lain itu untuk
tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka kuman-kuman lain
dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya
menyebabkan keputihan, yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan.
Begitupula jika seorang wanita melakukan hubungan
seks, maka wanita tersebut terbuka sekali terhadap kuman-kuman yang berasal
dari luar. Karena itu keputihan pun bisa didapat dari kuman penyebab penyakit
kelamin yang mungkin dibawa oleh pasangan seks wanita tersebut.
Keputihan patologis juga bisa terjadi karena proses
keganasan. Salah satu Tanda dari kanker leher rahim adalah, adanya keputihan
yang berbau busuk bahkan berdarah. Pada wanita yang belum melakukan hubungan
seksual, bisa juga terjadi keputihan. Namun penyebab keputihan bisa terjadi karena
menggunakan celana dalam bersama, memakai handuk bersama, kurangnya menjaga
kebersihan daerah vagina, lalu cara cebok yang salah.
Keputihan bisa karena banyak hal. Benda
asing, luka pada vagina, kotoran dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian
tampon atau pantyliner berkesinambungan. Semua ini potensial membawa jamur,
bakteri, virus, dan parasit :
a.
Jamur Candidas atau Monilia
Warnanya putih susu, kental, berbau agak
keras, disertai rasa gatal pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi
kemerahan dan meradang. Biasanya, kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian
pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir
juga bisa tertular keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa
sengaja menelan cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut
b.
Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan
mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna
kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak
menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
c.
Bakteri Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan
mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Beberapa
jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoea.
d.
Virus
Keputihan akibat infeksi virus juga sering
ditimbulkan penyakit kelamin, seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma
ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini
sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat
hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang
vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan akibat
virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.
4.
Cara Pencegahan
Keputihan sebaiknya diobati sejak dini,
begitu timbul gejala. Karena keputihan jika sudah menjadi kronis dan
berlangsung lama akan lebih susah diobati. Selain itu jika keputihan yang
dibiarkan bisa merembet ke rongga rahim kemudian kesaluran indung telur dan
sampai ke indung telur dan akhirnya ke dalam rongga panggul. Tidak jarang
wanita yang menderita keputihan yang kronis (bertahun-tahun) bisa menjadi
mandul bahkan bisa berakibat kematian. Selain itu yang harus diwaspadai,
keputihan adalah gejala awal dari kanker mulut rahim. Jadi jangan sampai
terlambat untuk tahu apa yang menjadi penyebab keputihan. Yang pasti jangan
anggap remeh keputihan. Supaya tidak menyesal di belakang hari nanti, karena
akibat yang ditimbulkan oleh penyakit keputihan ini.
Keputihan dapat terjadi karena hubungan
seks, oleh karena itu, sebaiknya hindari gonta ganti pasangan dalam melakukan
hubungan seksual. Atau lebih baik tidak melakukan hubungan seks saebelum
menikah. Karena biasanya pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks,
dan hygienenya baik, jarang sekali terkena keputihan patologis .
Keputihan bisa dihindari jika kita menjaga
kesehatan diri sendiri, tidak menggunakan celana dalam bersama, jangan memakai
handuk bersama, menjaga kebersihan daerah vagina, memperbaiki cara cebok setiap
harinya.
Pemakaian sabun antiseptik untuk daerah
vagina, sebenarnya tidak masalah bila dipakai sebagai obat luar. Pembilasan
vagina (douchi) dengan anti septik sebaiknya atas dasar indikasi bila terkena
keputihan, sebaiknya konsultasi ke dokter, daripada mengatasinya sendiri dengan
obat-obatan antiseptik yang dimasukkan ke dalam vagina, karena keputihan
patologi harus diobati sesuai dengan penyebabnya.
Cara mencegah keputihan:
- Menjaga kebersihan daerah vagina
- Menggunting atau membersihkan bulu vagina (pubis) yang terlampau tebal, karena bisa dijadikan tempat sembunyi kuman.
- Membilas vagina dengan cara yang benar (depan-belakang, ke arah anus)
- Jangan suka tukar-tukaran celana dalam menggunakan celana dalam bersama dengan teman wanita lainnya
- Jangan menggunakan handuk bersamaan (suka tukar-tukaran handuk)
- Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu harum, atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
- Hindari suasana vagina lembap berkepanjangan karena pemakaian celana dalam yang basah, jarang diganti, tidak menyerap keringat, atau memakai celana jins terlalu ketat.
- Lebih berhati – hati dalam menggunakan sarana toilet umum
- Jalani Pola hidup sehat, cukup tidur, olah raga teratur, makan makanan dengan gizi yang seimbang.
- Hindari gonta ganti pasangan seksual (seks bebas)
- Bagi wanita yang sudah melakukan hubungan seksual, setiap tahun harus melakukan papsmear untuk mendeteksi perangai sel-sel yang ada di mulut dan leher rahim.
Komentar
Posting Komentar