SAP DIABETES MELITUS (DM)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Identifikasi
Masalah
Masyarakat
Indonesia saat ini telah sedikit mengenal tentang penyakit hipertensi. Namun
masih banyak pula masyarakat yang belum mengetahuinya.
Hipertensi
merupakan penyakit dimana tekanan darah seseorang melebihi batas normal.
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh banyak hal dan dapat pula
dipengaruhi oleh gaya hidup. Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian pada
penderitannya.
Sebenarnya
hipertensi dapat dicegah dan dijaga agar tidak kambuh, namun hipertensi tidak
dapat disembuhkan. Umumnya masyarakat menjadi khawatir bila menderita
hipertensi.
Dari data
pengkajian diperoleh bahwa Tn. N mengalami hipertensi dan Ny. S mempunyai
riwayat penyakit hipertensi dalam keluarganya. Tn. N dan Ny.S belum memahami
tentang penyakit hipertensi. Oleh karena itu diharapkan dengan diadakannya
penyuluhan tentang penyakit hipertensi akan menambah wawasan informasi kepada
Tn.N dan Ny. S.
B. Pengantar
Topik : Penyakit Hipertensi
Sub topik :
Hari / tanggal : Oktober 2015
Jam :
09.00 WIB
Waktu : 25 menit
Sasaran : Tn. N dan Ny. S
Penyuluh : Elis Fitriyana
Tempat : Rumah Tn. N
C. Tujuan
instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit Tn. N
dan Ny. S dapat mengetahui tentang penyakit hipertensi.
D. Tujuan
instruksional khusus
Setelah
mengikuti kegiatan selama 25 menit diharapkan Tn. N dan Ny. S dapat memahami
tentang :
a. Pengertian
hipertensi
b. Penyebab
hipertensi
c. Gejala
hipertensi
d. Akibat
hipertensi
e. Cara
mencegah hipertensi
E. Metode
a. Ceramah
b. Tanya
jawab
F. Media
a. SAP
b. Materi
c. Leaflet
G. Materi
Terlampir
H. Kegiatan
Pembelajaran
No.
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Kegiatan Peserta
|
1.
|
3 menit
|
Pembukaan :
1. Mengucapkan
salam
2. Menjelaskan
tujuan pembelajaran
3. Menyebutkan
materi atau pokok bahasan yang akan disampaikan
4. Meminta
waktu, kontrak waktu dan persetujuan
5. Apresepsi
|
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan
dan memperhatikan
|
2.
|
15 menit
|
Materi :
1. Pengertian
hipertensi
2. Penyebab
hipertensi
3. Gejala
hipertensi
4. Akibat
hipertensi
5. Cara
mencegah hipertensi
|
Menyimak dan memperhatikan
|
3.
|
5 menit
|
Evaluasi :
1. Memberikan
kesempatan peserta untuk bertanya tentang materi yang diberikan
2. Memberikan
pertanyaan kepada peserta untuk mengetahui pemahaman peserta
|
Melakukan tanya jawab
|
4,
|
2 menit
|
Penutup :
1. Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
2. Menyampaikan
terima kasih atas waktu yang diberikan oleh peserta.
3. Mengucapkan
Salam
|
Menjawab salam
|
I. Pengesahan
Yogyakarta, Oktober 2014
Sasaran Penyuluh
( Tn. N) ( Elis Fitriyana )
Mengetahui
Pembimbing Praktikum
(………………….)
J. Evaluasi
1. Metode
evaluasi : Tanya Jawab
2. Jenis
Pertanyaan : Lisan
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban Benar
|
Jawaban Responden
|
1.
|
Apakah
yang dimaksud dengan hipertensi ?
|
Kondisi
medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis ( dalam jangka
waktu lama )
|
|
2.
|
Sebutkan
gejala hipertensi !
|
Gejala
:
1. Sakit
kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak
nafas
6. Gelisah
7. Pandangan
kabur
|
|
3.
|
Sebutkan
cara mencegah hipertensi !
|
Pencegahan:
1. Penurunan
berat badan
2. Konsumsi
buah, sayur, susu rendah lemak
3. Diet
rendah garam
4. Aktifitas
fisik minimal 30 menit per hari
5. Berhenti
merokok dan mengkonsumsi alkohol
|
|
K. Lampiran
Materi
1. Pengertian
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi
medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis ( dalam jangka
waktu lama ). Penderita yang mempunyai sekurang – kurangnya tiga bacaan tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah satu faktor resiko untuk
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan
penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapatkan dua
angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi ( sistolik
), angka yang lebih rendah diperoleh saat jantung berelaksasi ( diastolik ).
Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “tekanan darah
normal”. Pada tekanan darah tinggi biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik
dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi tekanan darah 140/90 mmHg atau ke
atas.
2. Klasifikasi
Ketegori
|
Tekanan darah sistolik
|
Tekanan darah diastolik
|
Normal
Pre-hipertensi
Stadiun 1
Stadium 2
|
< 120 mmHg
120 – 139 mmHg
140 – 159 mmHg
>= 160 mmHg
|
(dan) < 80 mmHg
(atau) 80 – 89 mmHg
(atau) 90 – 99 mmHg
(atau)
|
Pada
hipertensi sistolik terisolasi, tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih
dalam kisaran normal. Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.
Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan darah
diastolik terus meninggkat sampai usia 55 – 60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis. Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara :
a. Jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya.
b. Arteri
besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Inilah
yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat
pada saat terjadi “vasokonstriksi”, yaitu jika arteri kecil ( arteriola ) untuk
sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon didalam tubuh.
c. Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya,
jika aktifitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran. Banyak
cairan yang keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi
lebih kecil. Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom ( bagian dari sistem
saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis ).
Perubahan fungsi ginjal. Ginjal mengendalikan
tekanan darah melalui beberapa cara :
a. Jika
tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang
akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
normal.
b. Jika
tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
c. Ginjal
juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin,
yang memicu pembentukkan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan
tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang
menuju ke salah satu ginjal ( stenosis arteri renalis ) bisa menyebabkan
hipertensi. Peradadangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga
dapat menyebabkan naiknya tekanan darah.
Saraf otonom, adalah sistem saraf simpatis merupakan
bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan :
a. Meningkatkan
tekanan darah selama respon fight-or-flight ( reaksi fisik terhadap
ancaman dari luar )
b. Meningkatkan
kecepatan dan kekuatan denyut jantung, juga mempersempit sebagian besar
arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu ( misalnya otot
rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak )
c. Mengurangi
pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meninggkatkan volume darah
dalam tubuh
d. Melepaskan
hormon epinefrine ( adrenalin ) dan norepinefrin ( nonadrenalin
), yang merangsang jantung dan pembuluh darah
3. Gejala
Hipertensi
Pada sebagian besar penderita,
hipertensi tidak meninbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja, beberapa
gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi
( padahal sesungguhnya tidak ). Gejala yang dimaksud adal sakit kepala,
perdarahan hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan. Jika hipertensi berat
atau menahun dan tidak bisa diobati, bisa timbul gejala berikut :
a. Sakit
kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak
nafas
f. Gelisah
g. Pandangan
menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat mengalami
penurunan kesadaran dan bahkan koma, karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan
ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
4. Penyebab
Hipertensi
Penyebab
hipertensi dibagi menjadi dua :
1. Hipertensi
primer atau esensial
Hipertensi
yang tidak atau belum diketahui penyebabnya ( terdapat pada kurang lebih 90 %
dari seluruh hipertensi ).
Hipertensi
primer kemungkinan memiliki banyak penyebab, beberapa perubahan pada jantung
dan pembuluh darah kemuningkinan bersama – sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Pada sekitar 1 – 2 % penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu.
2. Hipertensi
sekunder
Hipertensi
yang disebabkan sebagai akibat dari adanya penyakit lain. Beberapa penyebab
penyakit hipertensi sekunder:
a) Penyakit
ginjal
i.
Stenosis arteri renalis
ii.
Pielonefritis
iii.
Glomerulonefris
iv.
Tumor ginjal
v.
Penyakit ginjal polikista ( biasanya
diturunkan )
vi.
Trauma pada ginjal ( luka yang mengenai
ginjal )
vii.
Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
b) Kelainan
hormonal
i.
Hiperaldosteronism
ii.
Sindroma cushing
iii.
Feokromosutoma
c) Obat
– obatan
i.
Pil KB
ii.
Kortikosteroid
iii.
Siklosporin
iv.
Eritropoietin
v.
Kokain
vi.
Penyalahgunaan alkohol
vii.
Kayu manis ( dalam jumlah sangat besar )
d) Penyebab
lainnya
i.
Koartasio aorta
ii.
Preeklamsi pada kehamilan
iii.
Keracunan timbal akut
iv.
Porfiria intermiten akut
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma,
yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (
adrenalin ) atau norepinefrin ( nonadrenalin ). Kegemukan ( obesitas ), gaya
hidup yang tidak aktif, stres, alkohol, garam dalam makanan bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang – orang yang mempunyai keturunan. Stres
cenderung menyebabkan kenikan darah sementara waktu, jika stres berlalu maka
tekanan darah akan kembali normal.
5. Akibat
hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang serius dan kronis
yang dapat merusak orang tubuh. Penderitanya mengalami pusing atau perdarah
melalui hidung ( mimisan ). Namun sebagian besar, justru muncul tanpa keluhan,
sehingga dikenal sebagai the silent killer.
Hipertensi merupakan faktor resiko utama pada
penyakit jantung, serebral ( otak ), renal ( ginjal ), dan vaskular ( pembuluh
darah ) dengan komplikasi berupa “ infarl miokard” ( serangan jantung ), gagal
jantung, stroke ( serangan otak ), gagal ginjal dan penyakit vaskuler perifer.
Penyakit ini mudah ditemui pada penderita diabetes,
inividu yang kurang melakukan aktifitas fisik diatas usia 60 tahun, memiliki
kadar kolesterol yang tinggi, perokok dan obesitas. Akibat tekanan darah tinggi
yang terus berlanjut, maka jaantung bekerja lebih keras, hingga otot jantung
membesar. Kerja jantung yang meningkat menyebabkan pembesaranyang dapat
berlanjut menjadi gagal ginjal ( heart failure ). Selain itu tekanan darah
tinggi juga berpengaruh pada pembuluh darah koroner dijantung berupa
terbentuknya plak ( timbunan ) ateroklerosis yang dapat mengakibatakan penyumbatan
pembuluh darah dan menghasilkan serangan jantung ( heart attack ).
Stroke ( serangan otak ) mempunyai kaitan erat
dengan hipertensi. Penderita memiliki kemungkinan terserang stroke 4 kali lebih
besar dari pada mereka yang sehat. Tetapi kejadian dapat dikurangi separuhnya
bila hipertensi terkontrol. Dari setiap 10 kematian karena stroke, 4
kemungkinan bisa diselamatkan bila tekanan darah terkontrol.
Tekanan darah yang tinggi juga bisa menyebabkan
kebutaan dan gangguan penglihatan lain dengan memecahkan pembuluh darah kecil
di retina mata.
6. Pencegahan
hipertensi
Pencegahan berdasarkan “ the Joint National
Committee ( JNC ) 7”tentang pencegahan, evaluasi dan terapi tekanan darah
tinggi, pasien harus merubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup berupa :
a. Penurunan
berat badan
Intervensi
gaya hidup yang paling efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien
dengan berat badan berlebih ( overweight )
b. Menerapkan
pola makan DASH ( the Dietary Approaches to Stop Hypertension ) yang
direkomendaikan oleh JNC 7.
Diet
rendah lemak dan kaya buah – buahan, sayuran, susu rendah lemak, terbukti bisa
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
c. Diet
rendah garam
Asupan
garam 2 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik.
Kombinasi penurunan berat badan dan penggurangan asupan garam terbukti telah
membantu lebih dari setengah pasien hipertensi usia lanjut berhenti
mengkonsumsi obat hipertensi.
d. Aktifitas
fisik
Melakukan
olah raga secara teratur paling sedikit 30 menit setiap hari.
e. Berhenti
merokok dan mengkonsumsi alcohol
7. Obat
tradisional yang dapat digunakan
a. Murbei
b. Daun
cincau hijau
c. Seledri
( tidak boleh lebih 1 – 10 gram per hari, karena dapat menyebabkan penurunan
darah secara drastis )
d. Bawang
putih ( tidak boleh lebih dari 3 – 5 siung per hari )
e. Rosela
f. Mengkudu
Komentar
Posting Komentar